Senin, 12 April 2010

syair kematian

Tiupan serulingmu,
berdenting nyaring di indera
pendengaranku,
Seolah memanggil jiwa ini,
di kesunyian hati tak terperih
Kutemui kau sang jubah hitam,
di ujung persimpangan malam,
Sebongkah batu tertunduk pilu,
manakala kau berkata,"waktumu
sudah tiba...!"
Ilalang sontak cemas,
berpegang teguh di akar rapuh
Pucat menghinggapi wajahnya
Manakala kau berkata,"waktumu
belum tiba!"
Kau hampiri diriku,
yang menggigil di tepi takdir,
kau lepaskan jubah kebesaranmu,
menyematkan di dingin badanku
"Telah tiba masamu bertemu kekasih
jiwamu,
Usah takut dan meragu,
Telah berakhir segala resah dan
gundah di penantian hari-harimu"
Kusambut tanganmu,
yang memelukku hingga bermandi
peluh,
Kitapun menari di angkasa,
meninggalkan seonggok tubuh layu,
berselimutkan ilalang tertunduk haru
di tepi batu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar